Profile Desa Tabbinjai

Menyajikan Sejarah, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Infografis, Peta Wilayah, dan Informasi Kependudukan Desa Tabbinjai Secara Komprehensif.

Sejarah Desa Tabbinjai

Desa Tabbinjai, yang terletak di Kecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa, resmi berdiri pada tahun 1965. Nama "Tabbinjai" berasal dari karakteristik wilayahnya yang dipenuhi oleh tebing-tebing alami, mencerminkan keindahan alam dan kekuatan masyarakatnya. Sebelumnya, wilayah ini dikenal sebagai Gallarrang, yang terdiri dari beberapa wilayah kecil seperti Suka, Balassuka, dan Mamampang.

Proses penggabungan wilayah ini bertujuan untuk menyatukan potensi sumber daya dan memperkuat tata kelola pemerintahan. Sejak saat itu, Desa Tabbinjai terus berkembang, menjadi pusat aktivitas sosial, budaya, dan ekonomi yang berlandaskan tradisi gotong royong serta nilai-nilai keagamaan yang kuat. Dengan sejarah yang kaya dan warisan budaya yang unik, Desa Tabbinjai kini dikenal sebagai simbol harmoni antara manusia dan lingkungan.

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA TABBINJAI

Visi

"Terciptanya Tata Kelola Pemerintahan Desa yang Bersih, Transparan, dan Akuntabel, Guna Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Desa Tabbinjai yang Lebih Baik, Sehat, Adil, Sejahtera, dan Bernafaskan Keagamaan."

Misi

  • Mengoptimalkan penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang amanah,disiplin,transparan dan penuh tanggung jawab.

  • Pembangunan infrastruktur yang merata diseluruh Dusun.

  • Optimalisasi pengembangan pertanian dan kawasan ekonomi desa.

  • Pengembangan UMKM dan kawasan ekonomi desa.

  • Optimalisasi sarana dan prasarana Pemuda bidang olah raga dan seni.

  • Pengadaan MCK,air bersih dan sanitasi lainnya.

  • Optimalisasi kegiatan keagamaan di setiap Masjid dan Masyarakat.

  • Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusian dengan moral dan akhlak yang tinggi serta keterampilan yang memadai.

  • Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam upaya pembinaan Kantibmas untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat.

  • Meningkatkan perekonomian masyarakat melalui program dan pembinaan kelompok tani dan ternak.

Desa Tabbinjai

Kecamatan Tombolo Pao,Kabupaten Gowa,Sulawesi Selatan

Letak Geografis Desa Tabbinjai

Desa Tabbinjai terletak di Kecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa, dengan ketinggian ±500–800 mdpl, suhu rata-rata 16°C–28°C, dan curah hujan 135–160 hari per tahun. Wilayah ini memiliki luas 2.435 hektar yang mencakup hutan lindung, persawahan, dan pemukiman. Lokasinya strategis untuk pengembangan agraris dan sumber daya manusia produktif.

Letak Geografis:
  • Ketinggian: ±500–800 meter di atas permukaan laut (mdpl).

  • Curah Hujan: 135–160 hari per tahun.

  • Suhu Rata-rata: 16°C–28°C.

  • Jumlah Dusun : 5 Dusun (Cengkong, Suka, Pattallassang, Mapung, Tuhoi)

Luas Wilayah:

Total luas: 2.435 hektar, dengan pembagian:

  • Hutan Lindung: 1.250 hektar.

  • Sawah: 654,40 hektar.

  • Ladang: 650,40 hektar.

  • Pemukiman: 42,10 hektar.

  • Lain-lain: 96,80 hektar.

Batas Wilayah:
  • Utara: Desa Pao dan Kabupaten Sinjai.

  • Selatan: Desa Balassuka.

  • Barat: Desa Mamampang dan Desa Pao.

  • Timur: Kabupaten Sinjai.

Jarak Administratif:
  • Dari Ibu Kota Kecamatan: 8 km.

  • Dari Ibu Kota Kabupaten: 90 km.

  • Dari Ibu Kota Provinsi: 102 km.

Geografis Desa Tabbinjai

Desa Tabbinjai terletak di Kecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa, dengan total populasi sebanyak 3.021 jiwa. Desa ini terdiri dari lima dusun, yaitu Cengkong, Suka, Pattallassang, Mapung, dan Tuhoi. Potensi desa didukung oleh sumber daya manusia usia produktif sebesar 47,2% dan sumber daya alam yang melimpah, seperti hutan, persawahan, dan Daerah Aliran Sungai Bone

Peta Desa Tabbinjai
Peta Dusun Cengkong
Peta Dusun Suka
Peta Dusun Pattallassang
Peta Dusun Mapung
Peta Dusun Tuhoi

Profil Kependudukan Desa Tabbinjai

Penduduk Desa Tabbinjai dikategorikan berdasarkan jenis kelamin, kelompok usia, dan tingkat pendidikan. Distribusi jenis kelamin menunjukkan keseimbangan dengan laki-laki (50,8%) dan perempuan (49,2%). Kelompok usia produktif (20–55 tahun) mendominasi populasi dengan 47,2%, mencerminkan potensi besar untuk pengembangan ekonomi desa. Namun, tantangan terlihat pada aspek pendidikan, di mana 45,4% penduduk belum mengenyam pendidikan formal. Data ini menjadi landasan penting dalam menyusun strategi pembangunan yang berfokus pada pemberdayaan sumber daya manusia dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.